Translate
Shalom bagi kita semua. Selamat datang di situs pribadi Sahat Sinaga, S.H.,M.Kn. Silahkan bergabung dan berikan sumbangsih pemikiran Anda. Ora et Labora. Tuhan memberkati kita.

Agama Kristen Tak Ajarkan Kapan Kiamat Tiba

Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Sahat Sinaga mengatakan, agama Kristen tidak mengajarkan kapan kiamat akan tiba, sehingga kabar bahwa kiamat jatuh pada 10 November 2003 merupakan bentuk salah penafsiran segelintir umat Kristiani dan kegagalan proses pendidikan secara umum.

"Tidak pernah ada yang tahu di muka bumi ini kapan kiamat itu datang, agama Kristen pun tidak mengajarkan kapan kiamat tiba, hanya Tuhan yang tahu," kata Sinaga ketika dihubungi di Jakarta, Selasa, tentang "Sekte Kiamat" yang dibubarkan polisi di Bandung, Senin (10/11).

Sekitar 285 jemaat dari berbagai daerah seperti Maluku, Timor, Papua, Manado, dan Sumatra, berkumpul melakukan kebaktian di sebuah gedung yang mereka namakan Pondok Nabi di Jalan Siliwangi Baleendah Bandung, Jabar, menantikan pengangkatan mereka ke surga karena mereka meyakini kiamat jatuh pada 10 November 2003.

Sementara itu, Pendeta Mangapin Sibuea yang memimpin sekte itu masih menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Baleendah Bandung, setelah ditahan di Rutan Kebon Waru sejak pertengahan 2002 atas tuduhan menyebarkan ajaran sesat.

Sahat Sinaga mengatakan, sudah setahun terakhir ini memang ada berita yang diyakini sebagian kecil umat Kristiani bahwa pada 10 November 2003 akan terjadi kiamat dan mereka harus berkumpul di suatu tempat untuk diangkat ke surga.

Jadi, katanya, mereka yang datang dari berbagai daerah itu sudah menabung dan meninggalkan harta bendanya untuk berkumpul di suatu tempat yang mereka sebut Pondok Nabi, tidak terikat lagi pada kehidupan duniawi.

Gejala seperti itu, katanya, sama seperti yang pernah terjadi di Amerika Selatan, dan masalah kapan kiamat akan tiba merupakan tema yang menjadi pembicaraan.

Pemimpin agama, katanya, di satu sisi ingin membuat umatnya senantiasa bersiap-siap setiap waktu bahwa kiamat sudah dekat, tetapi dalam konteks lain terjadi kesalahan penafsiran mengenai masalah itu.

Ajaran Kristen, katanya, mengajarkan bahwa setiap hari setiap umatnya harus bekerja dan berbakti kepada Tuhan, sehingga kapan pun Tuhan memanggilnya untuk meninggalkan kehidupan di dunia ini setiap umat sudah siap.

"Tidak perlu kumpul terlebih dahulu di Baleendah," katanya.

Ketika ditanyakan apakah sekte itu merupakan ajaran sesat, Sahat Sinaga mengatakan, dalam euforia demokrasi seperti saat ini beberapa pemimpin agama ingin tampil beda mencari simpati umatnya.

Ia belum tahu kemana afiliasi para jemaat tersebut, begitu pula tentang pendetanya yang belum dia ketahui secara pasti kredibilitasnya karena selalu berpindah-pindah dalam mengajarkan agama kepada umatnya.

Sahat Sinaga memprihatinkan terjadinya kasus tersebut dan dia berharap tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang.

"Saya prihatin, sebetulnya ini membuktikan republik ini tak berhasil melaksanakan pendidikan bagi masyarakatnya," katanya.

Ia menambahkan, kalau bangsa ini berhasil melaksanakan pendidikan bagi masyarakat, masyarakat akan berpikir secara logis, menghadapi masalah yang ada.

Ia berharap, ada dialog di antara pemimpin agama secara teologis bersama pejabat Departemen Agama agar masyarakat mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah itu.



Reference :
http://www.gatra.com/2003-11-11/artikel.php?id=32140

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opini Tokoh

Agenda

Follow

Enter your email address: